Sinar Aceh - Banda Aceh -Setiap tahun, pada tanggal 25 November, dunia memperingati Hari Guru sebagai penghormatan terhadap peran penting para pendidik dalam membentuk generasi masa depan. Hari Guru menjadi momen yang tepat untuk merenungkan betapa pentingnya peran guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan berdiferensiasi.
Menanggapi HGN hari ini, CEO Save Education Aceh (SEA) sekaligus guru SMPN 1 Banda Aceh, Aisha mengajak masyarakat Aceh untuk menelaah lebih dalam mengenai urgensi belajar berdiferensiasi dan inklusivitas dalam konteks pendidikan. Pendidikan akan membawa manusia kepada kesadaran diri, dalam membangun pendidikan saya telah mengangkat filosofi “self awareness” ke dalam tubuh anak anak SEA. Pendidikan saat ini terasa telah meninggalkan Pancasila yang pada akhirnya membawa kita pada kesadaran untuk memaknai Pancasila dalam sistem pendidikan kita.
Lanjutkan, refleksi Pancasila adalah kesadaran ikatan yang mendalam dengan semua ciptaannya. Belajar berdiferensiasi adalah pendekatan yang mengakui bahwa setiap individu memiliki keunikan, kecerdasan, minat, dan kebutuhan yang berbeda. Pendekatan ini menekankan pentingnya menyesuaikan metode pengajaran, materi, dan penilaian sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing siswa.
"Hal ini menciptakan ruang bagi setiap siswa untuk berkembang secara optimal, tanpa terbatas oleh perbedaan individual mereka," ucapnya saat diwawancarai Sinar Aceh.com, Sabtu (25/11/2023).
Sementara itu, inklusivitas dalam pendidikan mendorong adanya lingkungan belajar yang menerima serta mengakomodasi perbedaan, baik itu perbedaan dalam kemampuan belajar, latar belakang budaya, maupun kebutuhan khusus. Dalam pendekatan inklusif, setiap siswa diberikan kesempatan yang sama untuk belajar tanpa diskriminasi, dan mendapatkan dukungan yang diperlukan untuk meraih potensinya.
Aishah juga menyampaikan, peran guru dalam mewujudkan belajar berdiferensiasi dan inklusivitas sangatlah krusial. Guru bukan hanya sebagai penyampai pengetahuan, tetapi juga sebagai fasilitator pembelajaran yang bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi semua siswa. Untuk itu, guru perlu memahami kebutuhan individual setiap siswa, mengidentifikasi gaya belajar mereka, serta menyusun strategi pembelajaran yang memperhitungkan keragaman tersebut.
Dalam konteks belajar berdiferensiasi, guru perlu menerapkan beragam metode pengajaran, seperti penggunaan media yang beragam, pengelompokan fleksibel, serta penilaian yang adaptif. Sementara itu, dalam upaya menciptakan lingkungan inklusif, guru perlu membangun budaya kelas yang menerima, menghargai, dan memahami perbedaan.
"Mereka juga perlu bekerja sama dengan tim pendukung pendidikan, seperti psikolog, konselor, dan tenaga pendidikan khusus, untuk memberikan dukungan yang sesuai bagi setiap siswa," ujarnya.
Oleh karena itu, pentingnya belajar berdiferensiasi dan inklusivitas juga terkait erat dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Dengan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan berdiferensiasi, pendidikan tidak hanya memberikan kesempatan yang adil bagi setiap individu untuk meraih keberhasilan akademis, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk hidup dalam masyarakat yang multikultural dan multikemampuan.
Melalui pendidikan inklusif, kita dapat mengajarkan nilai-nilai toleransi, empati, dan kerjasama yang merupakan pondasi bagi masyarakat yang inklusif dan berdiferensiasi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa mewujudkan pendidikan yang inklusif dan berdiferensiasi adalah sebuah tantangan yang kompleks. Namun, melalui kerja keras, kesadaran, dan komitmen bersama, hal ini dapat tercapai. Pada Hari Guru, kita tidak hanya mengenang jasa-jasa para pendidik, tetapi juga merayakan semangat mereka dalam membangun pendidikan yang inklusif dan berdiferensiasi.
Sebagai masyarakat, kita juga memiliki peran penting dalam mendukung upaya para guru. Kita dapat memperkuat kesadaran akan pentingnya inklusivitas dan diferensiasi dalam pendidikan, mendukung kebijakan-kebijakan yang mempromosikan pendidikan inklusif, serta turut aktif dalam membangun lingkungan yang mendukung bagi setiap individu di dalamnya.
Melalui kerjasama antara guru, siswa, orang tua, dan masyarakat, kita dapat mewujudkan visi pendidikan yang inklusif dan berdiferensiasi. Sebuah visi di mana setiap individu diterima, dihargai, dan didukung dalam proses pembelajarannya, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi masing-masing. Oleh karena itu, pada Hari Guru ini, marilah kita bersama-sama mengambil komitmen untuk terus mendukung dan memperjuangkan pendidikan yang inklusif dan berdiferensiasi.
"Mari kita hargai peran para guru dalam membangun masa depan yang inklusif bagi generasi mendatang, Selamat Hari Guru!" tutur Aishah.
"Semoga tulisan ini dapat menginspirasi dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pentingnya belajar berdiferensiasi dan inklusivitas dalam konteks peringatan Hari Guru," tutupnya [Auliana Rizky].